Apple dengan App Store-nya sudah sangat melekat, layaknya Google dengan Play Store-nya. Layanan resmi penyedia aplikasi ini berisi bermacam-macam pilihan aplikasi, dari yang gratis, hingga yang berbayar. Layaknya pada perangkat komputer, ada beberapa aplikasi yang mewajibkan kita untuk membeli bila ingin mencicipinya.
Kali ini beredar sebuah kabar yang cukup kurang mengenakkan dari layanan App Store milik Apple tersebut. Dikutip dari WCCFtech, Rabu (20/1/2016), disebutkan bahwa Apple akan menaikkan harga dari aplikasi yang ada di App Store milik Apple tersebut. Tidak hanya satu atau beberapa aplikasi, namun semuanya. Dari informasi yang beredar, dikatakan Apple menaikkan harga dari masing-masing aplikasi di toko digital mereka lantaran adanya guncangan terhadap nilai tukar mata uang dunia, yang disebut-sebut mempengaruhi keuntungan Apple.
Sebelumnya Apple telah memberitahukan melalui sebuah notifikasi pada iTunes Connect yang memberitahukan bahwa ada beberapa negara yang terkena dampak kenaikkan harga Aplikasi pada App Store, antara lain adalah, Afrika Selatan, Israel, Kanada, Mexico, Rusia, Selandia Baru, dan Singapura.
Dari informasi yang ada, kabarnya kenaikkan harga pada aplikasi di App Store tidak terlalu banyak, kecuali di negara Kanada karena nilai tukar Dollar Kanada yang makin menurun hingga saat ini dengan nilai tukar 0.68 USD per Dollar Kanada.
Bagi yang sedang berlangganan terhadap suatu layanan aplikasi, di negara seperti Kanada, Mexico, Selandia Baru dan Singapura tidak perlu berlangganan ulang karena nantinya Apple akan mengirimkan sebuah email pemberitahuan perubahan harga yang baru. Sedangkan di negara Afrika Selatan dan Rusia para pengguna wajib berlangganan ulang dengan harga yang baru. Kenaikkan harga ini akan berlaku mulai 72 jam mendatang, atau 3 hari ke depan.
Semoga Indonesia tidak terkena kenaikkan harga juga ya, mengingat nilai tukar mata uang Rupiah terhadap Dollar Amerika sedang naik turun.
(ND/WCCFtech)