Setidaknya telah segala macam cara dan upaya dilakukan oleh para ilmuwan dunia dalam menemukan solusi implan yang lebih baik sebagai alternatif pengganti retina asli yang diharapkan dapat membantu orang yang menderita gangguan mata, seperti halnya retinitis pigmentosa. Sayangnya, usaha sebelumnya hanya bisa sebatas menggunakan retina buatan yang terbuat dari bahan keras dan kaku, yang sangat berbeda dengan retina alami aslinya.
Berdasarkan apa yang terangkum dalam studi yang berjudul “Light-Patterned Current Generation in a Droplet Bilayer Array” yang pernah dipublikasikan pada bulan April yang lalu melalui Scientific Reports, disebutkan kalau para peneliti di Universitas Oxford telah berhasil menciptakan retina sintetis yang terbuat dari bahan biologis yang lebih cocok dengan jaringan mata alami manusia. Retina yang letaknya berada di belakang mata berfungsi untuk mengumpulkan cahaya dan mengubahnya menjadi sinyal listrik yang akan dikirimkan ke otak.
Penelitian yang dipimpin oleh mahasiswa Doctor Philosophy Oxford University bernama Vanessa Restrepo-Schild berusia 24 tahun itu, kabarnya menggunakan retina yang terbuat dari tetesan air lunak yang disebut hidrogel dan protein membran sel biologis. Sel-sel ini bertindak seperti piksel untuk mendeteksi cahaya dan membuat gambar skala abu-abu. Berkat sinyal listrik yang dihasilkannya, untuk merangsang neuron pada bagian belakang mata seperti halnya retina yang asli. Jaringan buatan tidak mengandung materi selain bahan alami dan biodegradable, sehingga kecil kemungkinan tubuh penerima akan menolak implan. Dan hal ini tentunya jauh lebih tidak invasif jika dibandingan dengan perangkat yang mereproduksi sistem secara mekanis.
Sejauh ini retina sintetis yang baru tersebut kabarnya masih terus dilakukan pengujian lebih lanjut di laboratorium untuk mencari berbagai kemungkinan sebelum siap ditransplantasi ke manusia. Dan Vanessa Restrepo-Schild sendiri berharap dapat terus melanjutkan penelitiannya ini untuk mengeksplorasi potensi retina sintetis buatannya dengan jaringan hidup.
