Tampaknya bisnis smartphone ZTE akan terancam gulung tikar setelah perusahaan ini mendapat hukuman dari Departemen Perdagangan Amerika Serikat. Ya, baru-baru ini telah beredar kabar bahwa perusahaan-perusahaan yang berbasis di Amerika Serikat dilarang untuk memasok komponen apapun kepada ZTE sebagai sanksi akibat dari pelanggaran ketentuan yang dilakukan oleh perusahaan asal Tiongkok itu.
Sanksi yang dijatuhkan oleh Departemen Perdagangan Amerika Serikat itu membuat ZTE tidak bisa lagi menggunakan chipset Qualcomm Snapdragon. Lebih parahnya lagi, perusahaan juga dapat kehilangan lisensi Android, mengingat Google juga merupakan perusahaan yang berbasis di AS.
Meski ZTE merupakan perusahaan yang berbasis di luar AS, namun perlu diingat bahwa banyak komponen yang mereka gunakan berasal dari AS, dan dengan dituduhnya ZTE menjual teknologi AS ke Iran, perusahaan dituntut untuk membayar denda sebesar $890 juta dan disuruh untuk memecat empat karyawan senior serta memberikan surat peringatan kepada 35 orang karyawan lainnya.
Perusahaan mengakui pada bulan Maret tahun ini bahw mereka sudah memecat keempat karyawan, namun mereka tidak melakukan apa pun terhadap 35 orang lainnya. Departemen Perdagangan kemudian meningkatkan sanksi larangan selama tujuh tahun atas ZTE. Hal ini berarti ZTE tidak dapat menggunakan sumber daya yang berasal dari AS selama periode tersebut berlangsung.
Selain tidak bisa menggunakan teknologi milik AS, perusahaan tampaknya juga tidak bisa menggunakan OS Android pada smartphone miliknya. Tentu ini kondisi yang sangat mengancam keberlangsungan bisnis smartphone ZTE, karena OS mana lagi yang bisa dilisensikan untuk menyaingi Android.