Hari ini, pengguna internet dikejutkan dengan kabar mengenai aksi peretasan yang menimpa situs Telkomsel. Hal ini cukup mengejutkan, apalagi mengingat Telkomsel sebagai salah satu penyedia layanan seluler terbesar di tanah air. Untungnya, pihak Telkomsel mengatakan kalau aksi peretasan ini tidak berdampak pada data para pelanggan.

Terlepas dari hal tersebut, ternyata ada fenomena serupa yang pernah menimpa provider telepon lain. Setidaknya, terdapat empat penyedia layanan telepon yang pernah mengalami kejadian seperti Telkomsel, yakni:
OI
OI merupakan penyedia layanan telepon asal Brazil yang menjadi korban peretasan hacker pada tahun 2016. Kasus peretasan ini dilakukan oleh seorang hacker yang berasal dari Aljazair dengan nama samaran Red Hell Sofyan. Kalau hacker Telkomsel ingin protes karena tarif internet yang mahal, hacker ini melakukan hal tersebut karena isu politik.
Globe Telecommunications
Provider telepon asal negara tetangga Filipina juga pernah mengalami kejadian serupa. Pelakunya adalah seorang hacker yang menggunakan inisial Blood Security Hackers. Menariknya, kelompok hacker ini menyuarakan aksi protes yang mirip dengan hacker Telkomsel. Hanya saja, mereka tidak mengeluh karena harga paket yang mahal. Namun, karena layanan internet yang buruk.
Vodafone
Penyedia layanan telepon asal Inggris, Vodafone pun pernah mengalami hal serupa pada tahun 2015. Bahkan, akibat penyerangan cyber tesebut, sebanyak 1.827 data pelanggan berhasil dicuri oleh hacker. Aksi ini pun terjadi dua kali dalam satu bulan.
Belgacome
Korban peretasan hacker berikutnya adalah provider telepon asal Belgia, Belgacome. Pelakunya adalha hacker dari Inggris, GCHQ. Hacker pun mengklaim kalau mereka berhasil mendapatkan data-data penting dari Belgacome. Termasuk di antaranya adalah data pelanggan. Hanya saja, hal tersebut dibantah oleh pihak perusahaan.